HARIAN KU

Siang yang terik ini, kau mengajakku menikmati indahnya dunia. Aku menyetujui ajakanmu. Saat kita sampai di tujuan. Puluhan pasang mata memandangi kita. Aku merasa bagaikan putri yang hadir di siang bolong dengan seorang pangeran tampan. Kita selalu berdekatan. Seperti ada lem yang merekatkan kita. Di saat kau mengajakku mencari tempat yang hening. Aku mengikutimu. Apa pun yang kau minta aku berikan. Di saat kita kembali berkumpul dengan khalayak ramai. Sindiran – sindiran halus memasuki telingaku. Aku menghadapinya dengan sabar. Secara tiba – tiba rasa sakit itu datang. Mengusik hariku yang cerah. Sungguh menyakitkan rasanya. Rasanya aku ingin lenyap dari muka bumi. Kau mengetahui rasa sakit yang menyerangku. Kau berusaha membuatku kuat untuk melawan rasa sakit itu. Semuanya terasa indah. Hingga akhirnya kita harus berpisah. Di malam yang indah ini. Kau menanyakan hal itu. Kau menanyakan perasaanku. Aku menjawab semuanya dengan jujur. Tetapi, tiba – tiba, kau seolah menjauh dariku. Kau seperti tak ingin mengenalku. Sakit rasanya hatiku. Mengapa semua ini harus terjadi? Aku menunggu tanda – tanda keberadaanmu. Tapi mengapa kau menjauh, terus pergi meninggalkanku dengan gundah yang ku rasa. Aku hanya menginginkan dirimu. Aku tidak mengharapkan balasan cinta darimu. Aku hanya membutuhkanmu. Aku ingin kau menepati janjimu. Kau tak akan menjauh dariku, apa pun yang terjadi. Sampai akhirnya kini aku ingin melupakan semua tentangmu. Semua perasaan yang ada di dalam hatiku. Akan ku coba untuk merubah semuanya. Aku juga berfikir, bahwa aku harus meninggalkan dirimu. Aku harus menghilang dari kehidupanmu. Aku akan berusaha menyimpan semua kenangan kita yang terindah. Aku menguburnya di lubuk hatiku yang paling dalam. Tidak ada satu orangpun yang mengetahui itu semua. Hanya aku dan perasanku. Semuanya ku pendam di ujung hatiku. Sangat susah untukku meninggalkan darimu. Menjauh darimu. Namun aku tetap akan berusaha melakukan itu. Kini aku hanya berharap kau bisa mendapatkan kebahagian yang lebih dari ini.